Thursday, October 04, 2012

Suatu saat nanti...

Some day, when I'm awfully low,
When the world is cold,
I will feel a glow just thinking of you
And the way you look tonight....


Suara tony bennet mengalun merdu dari sound speaker di sudut. Pelayan bar itu, sudah bukan yang dulu, yang selalu hafal apa yang saya pesan, pina collada. Namun keramahannya masih sama, menyatu dengan kehangatan bar bergaya vintage ini. Bar itu terletak di tepi pantai, yang dulu sering kau datangi dengan saya. Yang merekam semua kenangan kita berdua, di lantainya saat kita berdansa. Saat semua masih bahagia, masih bersemu merah jambu, masih berbunga-bunga yang baru saja mekar. Entah mengapa saya masih tersenyum saat mengingatnya, dan saya masih bisa merasakan rasa yang sama saat itu, sekarang.

Yes you're lovely, with your smile so warm
And your cheeks so soft,
There is nothing for me but to love you,
And the way you look tonight.
Ini pantai kesukaan kita berdua selain pantai dengan kanopi hijau sebagai jalan masuknya. Pasir pantai ini, yang putih berbutir merica, pernah sering kita tulisi dengan nama kita berdua, dengan sepotong ranting,  di tengahnya, sebuah gambar hati yang besar. Sebesar cintaku padamu, kata gombalmu waktu itu. Meskipun saat itu saya tidak menganggapnya gombal, dan saya yakin kamu bisa melihat semu merah jambu yang menjalar di pipi saya.  Lalu ombak besar datang menghapusnya. Saat itu saya tak pernah membacanya sebagai suatu tanda. Seandainya saya bisa membaca tanda itu, saya akan mengajakmu melukis nama kita di batang pohon kelapa di tepi pantai, lengkap dengan gambar hati, yang dipahat besar-besar. Agar ombak tak mampu menghapusnya, agar panas tak kuat memudarkannya. Di sebongkah kayu yang ujungnya sudah lapuk kita biasa duduk, setelah capai berlomba lari di pasir yang selalu menenggelamkan kaki kita sampai semata kaki. Batang kayu ini sungguh romantis, karena lapuk ujungnya, ia membuat saya dan kamu duduk berhimpitan di atasnya. Tadi saya mencoba mencari batang kayu itu. Bodoh, kutuk saya pada diri sendiri, saat sadar tentu saya batang kayu itu sudah hancur diremas panas dan ombak. Bukankah itu setahun yang lalu, saat kita duduk di sana.
With each word your tenderness grows,
Tearing my fear apart
And that laugh that wrinkles your nose,
It touches my foolish heart.

Di atas batang kayu itu, saat wajah saya dihiasi titik keringat, dan muka saya kemerahan terbakar matahari, kamu bilang saya sexy sekali. Dan saat senja dengan sinarnya yang genit kejinggaan menerpa wajah kita, kamu dengan sama genitnya mencuri cium di pipi. Ketika itu saya tahu bagaimana rasanya sexy, seperti yang kau ucapkan. Senja kejinggaan, pipi yang kemerahan, keringat yang menetes dan jatuh dari ujung rambut, dan ciumanmu adalah sexy. Kemudian sejak senja kejinggaan dan ciuman itu, saya merayumu untuk mengganti minuman kita. Jangan pina collada, mulai sekarang kita minum tequilla sunset. Supaya kita tetap sexy, bisik saya dalam hati, dan seperti biasa, kamu selalu menyetujui apa pun ingin saya, waktu kau melihat saya begitu gembira. Lalu ciuman yang lain, kali ini kamu tidak mencurinya, tepat saat mentari mengecup batas cakrawala.

 
Lovely, never, ever change.
Keep that breathless charm.

Mungkin kamu masih ingat ketika saya, saya memekik lirih saat menginjak kakimu, ketika pertama kali mencoba berdansa. Sungguh saya malu tidak bisa berdansa, namun kamu sabar sekali memimpin langkah saya mengikuti alunan "The way we look tonight". Menatap saya dengan cara yang aneh, antara rasa lucu dan gemas. Lalu saya bagai bayi yang sangat bahagia karena kenyang oleh susu, meletakkan dengan pasrah kepala saya di pundakmu. "there is nothing for me but to love you" bisikmu di telinga saya. Pernah tersirat bahwa rasa itu akan berlangsung selamanya. Selama lagu "the way you look tonight" ini masih terputar. Selama tequilla sunset masih bisa diracik oleh bartender, selama matahari selalu mengucapkan selamat tinggal pada pasir tepian pantai. Sekarang saya sendiri memegang segelas pina colada, karena saya pikir saya tidak sexy lagi. Berdua dengan Tony Bennet dan "The way you look tonight" nya , di bar yang sama seperti setahun yang lalu. Menari solo, dan entah mengapa saya merasa bahagia. Saya percaya kamu ada di sudut sana, di dimensi yang lain dunia ini, tengah menatap saya dengan tatapan percaya dan bangga, bahwa saya dapat menari sendiri, setelah setahun berlalu.  


There is nothing for me but to love you







0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home